Speak Up Banua

Penulis Bela Islam dari Akademi Menulis Kreatif Regional Kalimantan Selatan

"Buatlah karya yang menggoncang dan bersabarlah dengan proses panjangnya."

(Founder AMK - Apu Indragiry)

SAHABAT SURGA



Oleh : Khairatun Rainah

Perkenalkan nama ku Husna Al Ma’wa. Sekarang aku duduk di kelas X SMK Negeri. Aku tinggal bersama kedua orangtua dan adikku. Sedangkan kakakku, dia telah berumah tangga dan memiliki dua orang putra.  Kakakku sekeluarga tinggal di Barabai.
Aku mengambil jurusan perkantoran, kenapa? Awalnya aku cuma ikut-ikutan teman. Karena dulu cita-citaku ingin langsung ke dunia kerja tanpa kuliah lagi. Itu niat awal ku waktu kelas IX menengah pertama. Ingin membantu perekonomian keluarga.


Mamaku bidan kampung, sedang bapakku kerja sehari-harinya memantat*. Kehidupanku seadanya dan cukup untuk makan sehari-hari. Dari situlah aku ingin membantu mereka, dengan bekerja.


Waktu itu ketika jam istirahat tiba, aku duduk di teras kelas bersama dua teman akrabku. Namanya Indah dan Andriani. Andriani ini dia non muslim. Dia cantik dan sangat berbudi akhlaknya. Kentara dengan teman-temanku yang lain. Tiba-tiba datang kakak kelas berjalan ke arah kami.
“Assalamu’alaikum..? Sapa dia sambil tersenyum. Perempuan yang anggun dengan balutan khimar panjang dan gayanya yang friendly. Mereka dari jurusan Akutansi.
“Waalaikum salam. Ada apa ya kak?” Balas ku seketika sambil berdiri menyalami kakak kelas itu.
Dia kemudian duduk di depan kami. “Ini dek, kakak punya undangan untuk kegiatan ektrakulikuler Kajian Studi Islam (KSI). Kalian ketika mendaftar, memilih ikut KSI ?”
“Iya, kak. Memang kami berdua ikut KSI. Husna dan Indah ka. Kapan kak acaranya?” tanya Indah, temanku.
“Minggu depan dek, Hari selasa jam dua siang. Setelah pulang sekolah. Waktunya Cuma tiga puluh menit, kok. Nanti ada ustadzahnya yang menjelaskan materi dan kalian boleh bertanya apa saja.” Jawab kak Helda. Iya, nama kakak itu Helda dan dia bersama Kak Dina.
Kami tersenyum. “Insya Allah ya kak. Semoga kami tidak ada halangan, pasti kami datang ke Mushola Sekolah.” Jawab ku, begitu saja. Karena aku tidak pernah ikut kajian semacam ini sebelumnya. Kalau Indah temenku, dia dari MTSn, pasti sudah pernah merasakan ikut kajian atau majelis semacamnya.

Satu minggu berlalu, dan bel pulang sekolah juga sudah berbunyi. Kami semua bersorak gembira, masing-masing merapikan buku dan melipat kursi  yang biasa di gunakan di kuliahan, lalu di sandarkan ke dinding. Setelahnya yang kena jadwal piket, membersihkan seluruh ruangan kelas.

“Ndah, ingat tidak hari ini kita punya acara apa?”, tanyaku sambil melipat kursi.
“Apa Hus? Aku lupa lho”, jidat indah berkerut seperti mengingat-ingat. Apa sih? ”lanjutnya lagi.
Dia lupa. “Itu, undangan rohis dari Kak Helda, kita jadi ikutkan?” aku menyunggingkan senyum.
“Oh Iya Hus. Haha.. untuk kamu bilang. Kalau tidak, aku mana ingat. Hehe..” balasnya sambil terkekeh ria.
***
Kami tiba di mushola. Di dalam sudah ada kakak Helda, Dina, dan Zakiah. Serta ustadzah Raihana, yang juga guru matematika.  Kami tahu setelah mereka memperkenalkan diri. Juga ada siswa dari kelas X B perkantoran, dari jurusan tata boga, menjahit, komputer. Mereka yang terdaftar datang semua, dan semuanya perempuan. Amazing.  Yang ku tahu biasanya majelis itu ada laki-laki dan perempuan. Tapi ini berbeda.
Majelis pun dimulai. Kakak Dina memulai membimbing doa pembuka majelis. Di lanjutkan materi. “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah, kita semua Allah izinkan untuk bertemu di dalam majelis untuk hari ini. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt, shalawat dan salam kita curahkan kepada Baginda Rasulullah Saw. Sebelumnya saya mau tanya, gimana kabarnya adik-adik semua? Sehat ya?”
“Alhamdulillah sehat, bu.” Jawab kami serempak seketika.
Untuk hari ini, kita akan membahas satu hal yang menarik dan ringan saja. Ada yang tahu, kira-kira apa, adik-adik?” ustadzah tersenyum sambil memandangi kami semua satu persatu.
Berarti KSI ini sudah jalan ya?  Tanyaku dalam hati. Karena kami tergolong anak baru, jadi tidak tahu apa-apa. Kalau saja tidak ada undangan yang kakak-kakak kemarin berikan.
“Salat, ustadzah?” Jawab Yana, anak kelas XB,  dari jurusan perkantoran juga.
“Ya, betul tapi belum tepat. Hehe.. kita semua akan bahas tentang pakaian. Ya, pakaian yang kita gunakan ini. Seperti salat, ibu sudah yakin kalian paham perkara salat. Harus kita kerjakan karena itu kewajiban dan perintah Tuhan.
Karena kita semua adalah muslimah, maka Allah juga mengatur cara kita berpakaian. Nah, karena itu, Allah juga sudah memberikan kita pedoman bagaimana berpakaian yang benar sesuai syariat Islam. Apa fungsi pakaian itu?
Tak lain adalah untuk menutupi aurat kita. Perlu kalian ketahui, aurat wanita itu adalah seluruh tubuh. Kecuali muka dan telapak tangan. Dari Khalid bin Duraik :”Aiyah ra, berkata : “Suatu hari, Asma binti Abu Bakar menemui Rasulullah Saw dengan menggunakan pakaian tipis, beliau berpaling darinya dan berkata : “Wahai Asma” jika perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada anggota tubuhnya yang terlihat kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke wajah dan telapak tangan.” (H.R Abu Daud)
Aurat wanita itu seluruhnya harus ditutup. Kecuali muka dan telapak tangan. Bagaimana dengan kaki? Kita bisa menggunakan  kaos kaki untuk lebih hati-hati.
Karena Islam sangat memuliakan perempuan. Demi menjaga kemarwahan (harga diri), Allah atur sedemikian rupa. Agar kita tidak menjadi objek pandangan mata diluaran sana. Dan menutup aurat itu adalah sebuah tanda bahwa kita taat.
Sampai sini ada yang mau bertanya?” tanya ustdzah kepada kami semua.
“Bu, itu tadi bagi aurat perempuan. Bagaimana dengan aurat para lelaki?” Rima, siswi kejuruan computer. Cantik bak orang korea.
“Pertanyaan menarik. Bagaimana denagan aurat laki-laki? Aurat laki-laki itu letaknya dari pusar hingga lutut. Bagian itu yang wajib ditutup oleh kaum adam. Tapi untuk lebih beradab lagi, biasa para lelaki terutama asatidz menutup seluruhnya.
“Bagaimana? Ada lagi?”
Semua orang manggut-manggut tanda paham.
Kalo sudah paham kita lanjut ya materinya. Coba adik-adik buka Al-Qur’annya, surah Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31. Silakan dibaca masing-masing. Sekarang.
Setelah lima menit berlalu.
“Ada yang bisa membacakan arti ayat ke 59?”
“Saya bu,” sambil mengangkat telunjuk. “Silakan bacakan, Husna.”

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Al-Ahzab ayat 59.
“Terima kasih, dek Husna. Allah memerintahkan ketika kita wanita muslimah menutup aurat menggunakan jilbab. Jilbab itu ialah sejenis baju kurung dari pundak hingga menyentuh tanah. Syarat dinamakan jilbab pertama, dia tidak berpotongan seperti baju kebanyakan. Kedua tidak tipis dan menerawang, alias tebal. Dan bentuknya yang sederhana tanpa ada hal-hal yang mengundang orang lain kemudian terpana.

Bersambung...


*Menyadap karet


Labels: Cerbung

Thanks for reading SAHABAT SURGA. Please share...!

0 Komentar untuk "SAHABAT SURGA"

Back To Top