Speak Up Banua

Penulis Bela Islam dari Akademi Menulis Kreatif Regional Kalimantan Selatan

"Buatlah karya yang menggoncang dan bersabarlah dengan proses panjangnya."

(Founder AMK - Apu Indragiry)

Buku dan Islam







      Detik demi detik berlalu, tak terasa putaran waktu begitu cepat meninggalkan kita. Maret telah kita lalui bersama dan kini April menyapa. Bahkan kini sudah berada di penghujung bulan tersebut. Berbagai aktivitas telah mewarnai bangsa ini, termasuk pula hajatan lima tahun sekali yang dianggap sukses oleh segelintir orang. Terlepas dari itu semua, tahukah kita ada satu moment pada 23 April kemarin? Ternyata di tanggal tersebut ada peringatan Internasional, yaitu peringatan hari buku.

      Buku adalah jendela dunia dan perannya amat penting bagi manusia., dengan membacanya kita menjadi tahu akan hal-hal baru. Disamping itu, kejadian-kejadian di belahan bumi yang lain akan mudah diketahui hanya dengan membaca. Aktivitas membaca ini amat penting, bahkan dengan melakukan aktivitas tersebut sebenarnya kita telah melatih kerja otak. Disisi yang lain, dengan membaca sebenarnya kita sedang menyusun batu bata bangunan peradaban. 

    Lantas, sejak kapan sebenarnya tradisi membuat buku ini dimulai. Apakah Islam mendominasi akan aktivitas penerbitan buku? Dibawah ini adalah gambaran fakta sejarah yang berkaitan dengan dunia tulis menulis dan penerbitan buku.

Sejarah Bicara
Menurut data yang didapatkan, tradisi tulis-menulis dan menerbitkan buku sudah ada di dunia Islam sejak abad ke VIII Masehi. Tepatnya ketika peradaban Islam menemukan alat-alat pendukungnya, seperti tinta dan kertas pada tahun 793 Masehi. Ditahun yang sama pula, percetakan kertas pertama berdiri di wilayah Bagdad. Pendirian pabrik tersebut pada masa kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid dari Daulah Abbasiyah. Setelah itu barulah pabrik-pabrik kertas bermunculan di wilayah Kairo, Damaskus, Tripoli, Tiberia, Sicilia Islam, Fez, Valensia, Jativa dan berbagai wilayah Islam yang lainnya (m.republika.co.id).
Sedangkan fakta sejarah menyatakan bahwa dunia Barat baru mengenal kertas dan mendirikan pabriknya pada tahun 1276 masehi, jauh setelah Islam berhasil mendirikan pabrik kertas. Barat mendirikan pabrik pertama mereka di daerah Fabrino dan Italia, setelah seabad lamanya baru di daerah Nuremberg, Jerman.

   Pada masa itu buku terdapat dimana-mana, profesi menjadi penjual buku pun menjamur. Dengan adanya produksi kertas secara masif maka membuat rangsangan yang luar biasa untuk menuntut ilmu. Sehingga berefek positif pada harga buku dan kemudahan untuk mendapatkannya. Efek yang sangat besar adalah kota-kota di wilayah kaum Muslim menjadi pusat peradaban. Aktivitas membaca akhirnya menjadi kegiatan rutin dan sangat digemari oleh kaum muslim. Hal itu membuat permintaan buku semakin tinggi, mereka berlomba-lomba untuk membeli dan mengoleksi berbagai macam buku. Bahkan buku menjadi komoditas nomor tiga paling dicari setelah garam dan emas. 

   Kala itu penulisan dan pembuatan buku sangat unik. Penulisan buku dilakukan di masjid-masjid sehingga sarjana dan ulama yang hendak menerbitkan buku diwajibkan untuk mempresentasikannya kepada publik masjid. 

Pandangan Islam
Islam adalah sebuah agama yang sempurna dan paripurna. Tak hanya mengatur masalah ibadah saja, Islam mengatur hal yang lain pula. Seperti halnya aktivitas membaca dan kegiatan yang terkait didalamnya.
Buku adalah sebuah benda yang sangat penting keberadaannya dalam kehidupan manusia. Dengan adanya buku maka manusia menjadi tahu informasi-informasi yang belum ia dapatkan. Disamping itu pula, membaca ini erat kaitannya dengan perintah dari Rabb kita, yaitu Allah SWT. Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang Mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (TQS Al-Alaq: 1-5)
Al Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantaraan malaikat Jibril. Didalamnya terdapat berbagai ilmu dan pengetahuan. Disamping itu, terdapat pula perintah dan larangan Allah. Dengan membacanya, maka kita akan menjadi tahu akan hal itu. Kemudian setelah tahu maka akan segera kita aplikasikan dalam kehidupan kita sebaagai konsekuensi dari keimanan.
Dari terjemahan ayat diatas menunjukkan bahwa Allah SWT telah mengutamakan kewajiban membaca bagi setiap hambaNya tanpa pengecualian. Bahkan Allah menurunkan Surat Al-‘Alaq sebelum surar-surat yang lain. Hal tersebut karena mengingat betapa pentingnya aktivitas membaca. Menurut para ahli tafsir, iqra mempunyai pengertian membaca dalam arti yang luas dan mendalam. Seperti menganalisis, menelaah, mengkaji serta meneliti. Sehingga makna kata iqra tidak sekedar bacalah tetapi mengandung arti lebih luas. 

  Dengan aktivitas membaca ini maka manusia dapat memahami dan mempelajari berbagai hal yang belum diketahuinya. Karena dalam Surat Al-Alaq juga tercantum bahwa Allah yang mengajarkan manusia segala hal yang belum ia ketahui. Lewat perantaraan Kalam (AL Qur’an) Allah telah menggambarkan dengan jelas segala sesuatunya, baik ilmu pengetahuan, perintah ataupun laranganNya. Sehingga jika kita melakukan aktivitas membaca maka secara otomatis kita akan mendapat gambaran jelas terkait dengan hal-hal yang disebutkan tadi. 

    Sangat jauh berbeda dengan remaja zaman now. Saat ini mereka lebih menyukai bermain game online sampai berjam-jam. Terbius dengan kecanggihan teknologi, terhipnotis dengan budaya barat dan akhirnya melalaikan perintah Allah. Itulah gambarannya sekarang, seharusnya remaja ini lebih giat dalam hal membaca karena nantinya ia sebagai generasi penerus. Ditangan mereka negeri ini akan dibawa. Hanya ada dua pilihan mau maju ataukah stagnan pada kondisi sekarang. 

   Sejatinya pilihan yang terbaik adalah yang pertama. Jika ingin maju maka mulai dari sekarang pergunakan waktu dengan baik serta melakukan aktivitas membaca (dalam arti luas). Dengan begitu insya Allah kita akan mulai menyusun batu bata peradaban. Dan akan membawa negeri ini bangun dari keterpurukan yang ada. Jadilah remaja yang terbaik dan gemilang, jangan jadi pecundang. Sebagai langkah awal ayo bergandeng tangan dan saling bahu membahu untuk melakukan pengkajian terhadap Islam. InsyaAllah dengan begitu, kita akan mempunyai gambaran yang luas dan mempunyai cara pandang Islam. Semoga kita menjadi remaja yang benar-benar mempunyai niat maju dan terdepan serta “agent of change”. Selamat hari buku, gunakan ia dan manfaatkan dengan sebaik mungkin. Wallahu a’lam. [ ]
Mulyaningsih, S.Pt
Pemerhati masalah anak, remaja dan keluarga
Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) kalsel

Labels: opini

Thanks for reading Buku dan Islam. Please share...!

1 komentar on Buku dan Islam

Back To Top